Apa yang dicapai di Mekkah?

Kesepakatan Mekkah, yang dicapai setelah perundingan intensif selama dua hari antara faksi-faksi Palestina yang bertikai, memunculkan dua pertanyaan.

	Pemimpin kedua faksi menyepakati perjanjian di Mekkah

Apakah perjanjian ini akan menghentikan peperangan di Gaza antara para pendukung Hamas dan Fatah?

Dan apakah kesepakatan ini akan meyakinkan Amerika Serikat, Eropa dan negara-negara lainnya mencairkan bantuan ekonomi yang amat dibutuhkan Otorita Palestina?

Kesepakatan Mekkah baru bisa dianggap sebagai terobosan jika kedua masalah itu teratasi. Inilah sebabkan berita perjanjian Mekkah ditanggapi dengan hati-hati.

Ujian yang sekarang dihadapi kedua faksi itu adalah menenangkan para pendukung mereka pada saat para politisi mematangkan rencana untuk membentuk pemerintah koalisi yang bersatu.

Penunjukan penting

Pemerintah yang baru, sama dengan yang saat ini, akan dipimpin oleh Ismail Haniya, dari Hamas.

Presiden Otorita Palestina Mahmoud Abbas memberinya waktu lima minggu untuk membentuk kabinet baru.

Sampai sejauh ini, tanggapan dunia adalah “mari kita tunggu dan lihat”… [meski] spekulasi kini muncul tentang kemungkinan perbedaan pendapat antara Amerika dan Uni Eropa.

Hamas akan mendapat sembilan posisi, Fatah enam dan faksi-faksi lainnya empat. Beberapa posisi sensitif diberikan kepada pihak-pihak independen.

Laporan-laporan dari Mekkah mengisyaratkan Salam Fayyad, seorang teknokrat yang disegani, akan diangkat sebagai menteri keuangan – posisi yang sebelumnya sudah pernah dia pegang.

Anggota parlemen independen, Ziad Abu Amr, diperkirakan akan menjadi menteri luar negeri.

Yang paling sulit adalah mengisi jabatan di kementerian dalam negeri. Media massa Palestina melaporkan ada indikasi tugas itu jatuh ke tangan Walikota Hamouda Jerwan, yang juga dari partai independen.

Akibat kekerasan dalam beberapa pekan ini, dan dalamnya rasa curiga antara kedua kubu, perseteruan soal siapa yang menjabat posisi apa kemungkinan masih akan terjadi.

Selain itu, bentrokan baru mungkin terjadi dan ini akan mengancam proses keseluruhan.

Simbolisme Mekkah

Simbolisme dari pertemuan di kota suci Mekkah jelas memiliki dampak

Selain itu ada juga insentif tambahan dalam bentuk janji bantuan dari Arab Saudi senilai satu milyar dollar.

POIN KESEPAKATAN Ismail Haniya dari Hamas tetap sebagai PM Posisi penting di kementerian dalam negeri, keuangan dan luar negeri dipegang pihak independen Laporan-laporan mengatakan Hamas mendapat sembilan posisi, Fatah enam dan partai-partai lainnya empat Tidak mengakui Israel secara terbuka

Namun bagi rakyat Palestina yang sudah begitu lama menderita, hadiah sebenarnya adalah pencairan dana bantuan internasional.

Dan inilah yang tidak dapat dijamin.

Inti dari pertemuan Mekkah adalah kata “menghormati”.

Hamas menegaskan mereka akan “menghormati” kesepakatan yang sudah dicapai sebelumnya antara Israel dan Palestina, dan bukan “berjanji menjalankannya”.

Masyarakat internasional menuntut lebih banyak lagi: Hamas harus mengakui Israel, mengutuk kekerasan dan menerima secara resmi kesepakatan damai.

Ini harus ditunggu dan dilihat nanti.

Kesepakatan Mekkah tertuang dalam sebuah surat dari Abbas kepada Haniya. Di dalamnya tertulis: “Saya meminta anda untuk menghormati resolusi internasional dan kesepakatan yang ditandatangani oleh Organisasi Pembebasan Palestina.”

Tetapi apa arti sebenarnya?

Sampai sejauh ini, tanggapan dunia adalah “mari kita tunggu dan lihat”.

Akan tetapi spekulasi kini sudah muncul tentang kemungkinan perbedaan pendapat antara Amerika dan Uni Eropa.

Beberapa negara Eropa kemungkinan berpendapat situasi di Timur Tengah saat ini sudah begitu buruk sehingga embargo sebaiknya dicabut atau diperingan – dan hubungan dengan pemerintah yang baru dilanjutkan begitu kabinet berjalan.

Pemerintah Bush sudah pasti tidak bersedia mengambil jalan ini.